Tuesday, May 28, 2013

Dampak Buruk Stress Bagi Kehidupan Seks Anda Dengan Pasangan


Setiap pasangan tentu menghendaki kehidupan seks yang berkualitas. Namun, apa jadinya jika beratnya pekerjaan dan munculnya berbagai masalah tentu akan berpotensi membuat seseorang menjadi sangat rentan akan stress. Stress tidak hanya membawa pengaruh buruk dalam kehidupan sehari-hari, melainkan seks juga berdampak buruk dalam kehidupan seks seseorang bersama pasangannya. Secara bilogis, strees sangat berperan membuat homon testosteron menjadi drop ataupun menurun.
Sehingga menurunnya gairah seks tentu saja akan mengurangi hasrat seksual seseorang dalam menyambut aktifitas seks yang seharusnya dapat menjadi momen yang dapat menciptakan kedekatan emosional seseorang bersama pasangannya. Pada umumnya, merokok, minum-minuman beralkohol ataupun menjadi memilki nafsu makan berlebih, menjadi beberapa hal yang sangat rentan dialami oleh penderitanya. Sehingga segala hal tersebut tentu akan mengganggu keburagan jasmani seseorang. Kondisi fisik yang buruk sama sekali tidak akan menunjang seseorang untuk dapat memberikan kinerja yang berkualitas pada setiap sesi bercinta yang dilakukannya bersama pasangannya.
Oleh karena itu, penting bagi Anda dan pasangan untuk tidak menghindari aktifitas bercinta dengannya pada kondisi stress. Hal demikian dikarenakan, aktifitas seks justru akan membuat tekanan stress semakin ringan. Dengan demikian, penting bagi Anda untuk mengetahui dan memahami dengan baik beberapa dampak buruk saat seseorang mengalami stress bagi kehidupan seksnya bersama pasangan. Berikut tiga dampak buruk dari stress agar Anda dan pasangan dapat terhindar dari ancaman stress yang akan membuat kehidupan seks Anda semakin buruk.
1. Stres Dapat Mengakibatkan Rusaknya Citra Tubuh Seseorang
Kondisi berat badan yang bertambah akan sangat rentan membuat seseorang menjadi tidak percaya diri untuk menikmati momen bercinta dengan pasangannya. Bahkan tidak sedikit orang yang justru enggan dan menghindari aktifitas seks bersama pasangan mereka sendiri dikarenakan mereka merasa minder dengan bentuk tubuhnya.
2. Stress Hanya Membuat Libido Seseorang Menurun
Stress akan membawa homon kortisol pada diri seseorang semakin meningkat. Meskipun tubuh tetap membutuhkan hormon ini, namun jika hormon ini terproduksi dalam jumlah yang besar, tentu hormon lain pun akan menjadi tidak stabil. Khususnya pada hormon yang berperan aktif untuk membangun libido seseorang untuk menyambut aktifitas seks bersama pasangannya. Meningkatnya hormon kortisiol jelas akan membuat prosduksi hormon testosteron seseorang menjadi menurun. Sehingga menurunnya hormon testosteron akan membuat sesesorang tidak mampu menjadi maksimal untuk menikmati keintiman saat bercinta dengan pasangannya.
3. Stress Berpotensi Membuat Seseorang Menjadi Tempramental
Mudah emosi, memiliki tempramen yang tinggi ataupun selalu merasa bad mood adalah beberapa kondisi yang dapat menandakan seseorang mengalami stress terhadap suatu hal. Sehingga perilaku buruk juga tidak hanya akan mempengaruhi orang lain yang melihat sikap Anda, melainkan pasangan pun dapat terbawa pada sikap yang serupa. Tentu pada kondisi demikian seseorang akan sangat rentan berkonflik dengan orang lain dan bahkan pasangannya sendiri. Pertengkaran yang berujung pada konflik dalam rumahtangga seseorang tentu akan pula membawa dampak buruk bagi kehidupan seks keduanya. Oleh karana itu, penting bagi Anda untuk selalu berupaya terhindar dari stress untuk menciptakan keintiman dan juga kehidupan seks yang berkualitas bersama pasangan Anda. Sehingga aktifitas bercinta akan selalu menjadi aktifitas yang dapat membuat Anda merasa bahagia bersama pasangan.

Wednesday, May 22, 2013

Korban Perkosaan Bisa Terjadi Pada Siapa Saja


      Selama ini kita sering mendengar pemberitaan mengenai perkosaan yang dialami oleh perempuan-perempuan di sekitar kita. Tak jarang dalam perkosaan tersebut korban juga menderita luka yang sangat parah hingga menyebabkan kematian. Perkosaan yang sadis ini terkadang membuat kita seram dan menutup mata,  menanggap mereka bukan bagian dari dunia kita dan berasumsi bahwa kita atau orang di sekitar kita tidak akan ada yang bernasib ‘sama’ seperti mereka. Guys, pemikiran itu salah banget. Perkosaan bisa dialami oleh siapa saja kapan saja dan dimana saja. Perkosaan dapat terjadi pada semua perempuan dari berbagai kedudukan, profesi, dan status dalam masyarakat.
    Berpakaian sopan atau berjilbab bukanlah ‘jaminan’ bahwa kamu tidak akan pernah mengalami perkosaan. Banyak kasus yang timbul akhir-akhir ini yang membuktikan bahwa tidak sedikit perempuan berjilbab di luar sana yang mengalami perkosaan. Perkosaan juga tidak terjadi hanya pada mereka yang berpenampilan menarik. Contohnya saja kasus perkosaan pada nenek-nenek berusia 64 tahun di rumahnya di Jawa Timur. Tidak berinteraksi dengan orang asing atau membatasi keluar rumah juga bukan jaminan. Berapa banyak anak yang diperkosa di dalam rumahnya sendiri? Oleh orang-orang terdekatnya bahkan keluarga? Oleh pacar tampan yang tampaknya santun dan berbudi pekerti?
    Masyarakat umum memang masih beranggapan bahwa perkosaan terjadi karena si perempuan. Kenapa? Karena dalam budaya kita yang masih mengagungkan superioritas kaum laki-laki, penindasan perempuan itu dianggap sudah membudaya. Bahkan ketika menjadi korban, karena budaya ini sudah tertanam di otak kita, kita menganggapnya wajar karena merasa perempuan memang lemah dan pantas ditindas.
     “Pakaiannya seksi banget sih!” kenapa bukannya “Laki-lakinya ngeliat leher mulus sedikit udah langsung turn on sih! Kebanyakan nonton film yang nggak bener!” “Pulangnya malam terus sih!” kenapa bukannya “Ini gimana sih, suaminya. Udah tau istrinya terpaksa shift malam untuk mencukupi ekonomi keluarga. Bukannya menjemput malah ngorok di rumah.” Saya percaya kalian bisa menghapus paradigma bahwa perkosaan terjadi akibat kesalahan perempuan atau karena perempuanlah yang memicu kejadian tersebut. Memangnya ada anak perempuan yang sengaja menggoda ayahnya untuk diperkosa? Memangnya ada perempuan yang memakai jilbab dengan tujuan merangsang laki-laki? Memangnya ada perempuan yang bekerja membanting tulang demi susu anak bayinya di rumah sengaja pulang pada malam hari untuk dinodai dan disakiti? Well, tidak ada.
    Korban perkosaan kebanyakan adalah mereka yang memiliki kedudukan yang lebih rendah atau lemah dibanding pelakunya. Well, perempuan saja sudah dilahirkan dengan cap ‘penduduk dunia no. 2’. Biasanya terdapat tiga sikap yang dapat dilihat pada korban perkosaan:
a. Korban yang berusaha menahan perasaan dan bersikap tenang
b. Korban yang menunjukan luapan emosinya dengan memaki atau menangis
c. Korban yang menarik diri dengan berhenti berkomunikasi dengan dunianya (sangat berpotensi pada depresi akut dan kegilaan)
        Lebih lanjut lagi, yang terberat sesungguhnya adalah label yang diberikan oleh masyarakat yaitu ‘perempuan yang sudah tidak suci’ atau ‘perempuan penggoda’. Perempuan yang mengalami perkosaan kerap diperlakukan lebih kejam dari narapidana. Bukan hanya masyarakat, pihak keluarga korbanpun kerap menyalahkan bahkan menutupi kejadian ini karena malu dan menganggap kemalangan yang terjadi sebagai ‘aib keluarga’. Akibatnya, bukannya mendapatkan penanganan yang seharusnya, korban malah terjerumus semakin dalam. So, kalian masih mau mengikuti pandangan masyarakat umum itu atau setuju untuk mulai berfikir dengan akal sehat? Jika kalian pernah diperkosa, mungkin hal-hal tersebutlah yang ingin anda jeritkan selama ini. Betapa tak adilnya dunia pada anda. Namun jika anda termasuk mereka yang beruntung dan belum pernah mengalami hal mengerikan ini, maka waspadalah, bahwa anda bisa saja mengalaminya.

Wednesday, May 8, 2013

Pentingnya Seks Dalam Pernikahan



     Pria telah diajarkan bahwa kecakapan seksual adalah dukungan yang positif, sementara wanita telah diajarkan bahwa kecakapan seksual membuat mereka tampak seperti perempuan jalang dan tidak menarik. Sikap-sikap masyarakat ini dapat mempengaruhi frekuensi dan pentingnya seks dalam pernikahan. Wanita seringkali merasa dipaksa untuk melakukan hubungan seks lebih sering dari frekuensi yang sebenarnya membuat mereka nyaman sedangkan pria seringkali merasa diremehkan ketika hasrat kronis mereka diabaikan.
     Gesekan seksual seperti ini menyebabkan banyak perasaan sakit hati, dan membuat banyak orang yang mempertanyakan seberapa pentingnya seks dalam pernikahan. Beberapa pasangan menemukan bahwa bagian terberat untuk hidup bersama adalah belajar untuk memahami kebutuhan seksual satu sama lain, keinginan satu sama lain dan disfungsi yang dialami salah satu pihak. Dan kita semua memiliki sejenis disfungsi seksual. Sangat tidak biasa bagi banyak pasangan untuk membawa kehidupan seks mereka kepada konselor. Pria telah diajarkan untuk mengharapkan jumlah tertentu dari melakukan hubungan seks, dan sangat tidak biasa baginya untuk mengekspresikan ketakutannya. 
    Kebanyakan pasangan dapat melalui kesalahpahaman dan frustrasi seksual yang mereka alami dengan belajar berkomunikasi apa yang penting bagi mereka dan apa yang berhasil untuk mereka serta perasaan apa yang tidak dapat ditoleransi dan apa alasannya. Wanita mungkin lebih membutuhkan kasih sayang fisik daripada pria yang hanya melakukanya sedikit atau tidak ada hubungannya sama sekali dengan seks. Terkadang wanita hanya perlu disentuh tanpa bermaksud adanya kontak seksual. Sementara pria benar-benar membutuhkan kontak seksual seperti ini, dan sangat jarang bagi seorang pria untuk mengakui hal ini secara terbuka. Sedangkan, wanita tentu saja menginginkan keintiman tanpa memiliki harapan harus melakukan seks setiap saat.
      Seks sebenarnya merupakan bagian dari pernikahan yang sehat. Banyak pasangan akhirnya jatuh ke dalam tempat yang nyaman, dimana seks tidak lagi memainkan peranan yang penting dalam hidup mereka. Namun beberapa pasangan mampu mempertahankan kehidupan seks mereka tetap berjalan dengan baik di usia keenam puluh maupun tujuh puluh tahun hidup mereka. Ekspresi seksual merupakan sebuah pengalaman yang melekat dan jelas menyenangkan bagi kebanyakan orang. Ini adalah bagian dari hidup dan mencintai serta bertumbuh bersama. Kurangnya kesadaran ini mungkin menjadi sinyal masalah, terutama jika pasangan telah bersama kurang dari lima tahun dan salah satu pihak benar-benar merasa tidak puas dengan pengaturan kehidupan seks mereka saat ini.
     Terlalu jarang melakukan seks bisa menjadi masalah sementara maupun permanen bagi sebuah pernikahan. Jadi, seberapa penting seks dalam sebuah pernikahan? Sama pentingnya dengan setiap individu yang terlibat di dalam pernikahan. Frekuensi tidaklah sepenting kualitas, dan frekuensi tidak dapat mengindikasikan bahwa pernikahan itu sehat. Penerimaan, komunikasi dan komitmen mencintai yang kuat merupakan tanda dari sebuah pernikahan sehat.

Wednesday, May 1, 2013

Save You, Save Me



     Hari AIDS Sedunia umumnya dikenal dengan pita merah. Anda mungkin telah membaca, melihat, atau bahkan mendengar (termasuk selebriti) yang telah menyebarkan kesadaran tentang AIDS dan HIV. Nah, ada beberapa tips sederhana untuk mencegah penyakit ini. Ada banyak mitos seputar AIDS yang telah melekat dalam benak orang banyak. Nah, kebanyakan mitos-mitos ini salah karena AIDS tidak menyebar melalui sentuhan atau berbagi barang. Mari kita lihat apa yang biasanya orang tanggap mengenai penyebaran AIDS.

- Berbagi pakaian dan kamar mandi dapat meyebabkan AIDS
- Menyentuh pasien AIDS
- Batuk dan bersin
- Gigitan nyamuk
- Berenang di kolam yang sama dengan pasien AIDS
- Berjabat tangan
- Makan atau berbagi makanan dengan pasien AIDS

   
ADIS tidaklah menyebar melalui hal-hal diatas itu. Virus ini meyebar melalui transfusi darah, hubungan seks tanpa kondom, suntikan jarum yang sering digunakan, memiliki teman seks yang banyak, dan penularan ibu ke anak. Nah, maka dari itu ada cara untuk mencegah HIV AIDS:

1. Abstain atau penolakan
Ini adalah salah satu tips terbaik untuk mencegah AIDS dan penyakit menular seksual lainnya. Tidak bercinta atau menolak untuk bercinta bisa mejadi trik terbaik menghindari kemungkinan terkena infeksi penyakit ini. Ini adalah cara terbaik untuk menghindari kontak dengan cairan vagina, air mani dan cairan pra-mani.

2. Menggunakan perlindungan
Untuk mencegah HIV AIDS, Anda harus selalu menggunakan pelindung atau kondom.

3. Memiliki satu pasangan
Memiliki kontak fisik dengan hanya satu pasangan yang juga monogami pada waktu yang sama. Terlibat dalam seks dengan banyak pasangan, terutama tanpa menggunakan kondom dapat benar-benar berbahaya.

4. Berbagi jarum suntik
Suntikan jarum yang dipakai bergantian dan tidak steril dapat menyebabkan risiko. AIDS menyebar karena transfusi darah, jadi sangat berhati-hati sebelum memakai jarum.

5. Hindari ASI
Menurut US Department of Health and Human Services, ASI dapat mengandung virus HIV, sehingga hindari kontak dari ASI dengan selaput lendir di mulut.

6. Pelumas
Banyak bahan kimia dan minyak yang dapat merusak kondom. Jadi, selalu gunakan pelumas berbasis air.